MENGENAL SEJARAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI -DARI MASA RASULULLAH, BARAT, HINGGA LAHIRNYA DI FAKULTAS TARBIYAH-

0

Khadijah, Martapura 2023- Pendidikan Anak Usia Dini atau dikenal dalam Kementrian Agama dengan sebutan Pendidikan Islam Anak Usia Dini atau Raudhatul Athfal merupakan lembaga yang mempunyai andil dalam mengoptimalkan perkembangan anak usia dini. Program pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang menentukan pembentukan kepribadian seorang anak. Proses pendidikan anak usia dini terjadi sejak anak berada dalam kandungan, dari bayi hingga anak berusia kurang lebih delapan tahun. Program pendidikan anak usia dini terus berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat dari masa ke masa yaitu tetap pada bermain dalam aktivitas anak usia dini.

 

Pendidikan anak usia dini sudah lama dikenal dan berkembang pesat sampai sekarang. Sejarah perkembangan pendidikan anak usia dini dapat digambarkan dengan berbagai pemikiran dari tokoh-tokoh di bidang pendidikan anak usia dini. Perhatian terhadap pendidikan anak usia dini sebenarnya mulai muncul dan berkembang sejak zaman Rasulullah SAW (570-632 M.), yaitu dengan banyaknya ayat Al-Quran dan Al-Hadits yang menjelaskan tentang pendidikan. 

 

Meskipun tidak secara khusus menyebutkan pendidikan anak usia dini, namun secara substansi sangat erat kaitannya dengan pendidikan anak usia dini. Misalnya, perintah memberikan nama yang baik, dan mengajarkan akidah dan moral pada anak. Dalam hal ini perkembangan pendidikan anak usia dini pada masa Rasulullah SAW lebih menekankan pada pendidikan iman, ibadah, dan akhlak.

 

Dalam pandangan barat sendiri, sejarah dan perkembangan pendidikan anak usia dini mulai terlihat pada tahun 1500-1700 M. Pada tahun-tahun ini perkembangan pendidikan anak usia dini hanya sebatas pada perhatian tokoh-tokoh terhadap anak usia dini. Oleh karena itu, tahun-tahun tersebut lebih dikenal sebagai masa dasar pendidikan anak usia dini. Artinya, kontribusi para tokoh lebih banyak berbicara tentang bagaimana memperlakukan anak sejak dini. Adapun tokoh yang memiliki kontribusi besar pada masa ini yaitu Martin Luther (1483-1546 M.), John Amos Comenius (1592-1670 M.), dan John Locke (1632-1704 M.). 

 

Pada tahun 1700-1850 M., program pendidikan anak usia dini mulai dikenal. Munculnya program pendidikan anak usia bermula dari paham naturalis yang dipelopori oleh Jean Jacques Rousseau dan Robert Owen menuju pendidikan taman kanak-kanak yang dipelopori oleh Friedrich Frobel diberi nama Kindergaten Cottage dan merupakan percontohan TK yang dipamerkan pertama kali di Amerika Serikat. Program pendidikan ini untuk anak usia 3-6 tahun. Berkat jasa-jasanya di bidang pendidikan anak usia dini, Frobel dinobatkan sebagai bapak TK.

 

Perkembangan pendidikan anak usia dini yang digagas oleh Frobel berkembang pesat hingga saat ini, tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi sudah merambah ke luar negeri, termasuk Indonesia. Yang lebih mencengangkan, pendidikan anak usia dini saat ini mendapat perhatian serius dari dunia internasional. Melalui UNESCO dan berbagai organisasi pendidikan internasional lainnya, pendidikan anak usia dini menjadi program legal dan mendapat kedudukan yang sangat penting dalam pemerintahan. Banyak pemerintah mengalokasikan dana dalam skala besar untuk menyediakan pendidikan anak usia dini yang berkualitas. Di Indonesia, pendidikan anak usia dini sudah dikenal sejak zaman kolonial. Ada beberapa periode dan tahapan perkembangan pendidikan anak usia dini di Indonesia yaitu pada masa kerajaan, penjajahan Belanda, pendudukan Jepang dan Masa Kemerdekaan. Salah satu tokoh yang sangat terkenal yaitu Ki Hajar Dewantara. Pada tahun 1922 dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara, dengan nama Taman Lare, Taman Anak, dan berkembang menjadi Taman Indria. Perkembangan pendidikan anak usia dini berkembang cukup pesat di Indonesia pada tahun 2003, yaitu dengan ditandai masuknya program pendidikan anak usia dini pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Sejak saat itu perhatian pemerintah terhadap pendidikan anak usia dini sangat besar, dan kini muncul kebijakan satu desa satu PAUD.

 

Fakultas Tarbiyah IAI Darussalam Sendiri juga mempunyai Program strata 1 (S1) PIAUD lahir pada tahun 2016 yang diprakarsai oleh Dekan Fakultas Tarbiyah Ibu Dra. Hj. Nurul Aini, M. Pd. kemudian beliau memberikan tugas kepada Ketua Program Studi PIAUD bapak Sahrahman, M. Pd. I) untuk menyusun proposal pendirian serta dukungan penuh Yayasan Pondok Pesantren Darussalam. Setelah beberapa kali mengalami perubahan akhirnya mendapat persetujuan Kementerian Pendidikan Agama. kemudian pada tahun 2016 masih bernama Program Studi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA) berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Bapak Kamaruddin Amin. Kemudian di tahun 2017 berubah menjadi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Bapak Kamaruddin Amin. Hingga tahun 2022 PS. PIAUD Fakultas Tarbiyah IAI Darussalam Martapura di kepala oleh Ibu Dr. Maulida Hayatina, M. Pd. dan mendapatkan Akreditasi "Baik" dari BAN-PT yang ditandatangani oleh Direktur Dewan Eksekutif Bapak Prof. Ari Purbayanto, Ph. D.

Prodi PAIUD Fakultas Tarbiyah mempunyai beberapa keunggulan antara lain:

  • satu satunya prodi yang ada di perguruan tinggi islam kabupaten Banjar
  • menyiapkan kamu untuk menjadi guru PIAUD yang profesional
  • Prodi yang belum banyak saingannya sehingga kesempatan kerja kamu akan lebih luas
  • Prodi yang Banyak belajar tentang psikologi anak
  • lulusan nya memiliki bekal dalam membentuk karakter anak berbasis islam
  • ilmunya juga bisa jadi bekal kalian untuk mendidik anak sendiri
  • proses belajarnya pun menyenangkan
  • dan terakhir" Guru PIAUD juga bisa lho jadi PNS

Sumber:

Arsip Fakultas Tarbiyah IAI Darussalam Martapura 

Kustiawan, Usep. “Pengembanagn Media Pembelajaran Anak Usia Dini”. Gunung Samudera. Malang. 2016.

M, Fadillah. “Buku Ajar Konsep Dasar Paud”. Samudra Biru. Yogyakarta. 2020.

Syifauzakia, dkk. “Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini”. Literasi Nusantara. Malang. 2018.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)