Hilderbrand menyatakan bahwa karyawisata bagi anak PAUD berarti mereka memiliki kesempatan untuk mengamati segala sesuatu secara langsung, untuk mendapatkan/mencari informasi. Dalam keterangan lain, Welton dan Mallon mencatat bahwa karyawisata juga berarti membawa anak PAUD ke tempat tertentu untuk memperkaya pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar yang tidak didapatkan anak di kelas.
Karyawisata adalah metode pembelajaran pada pendidikan anak usia dini yang diterapkan untuk mengamati dunia secara langsung sesuai dengan realitas yang ada, yang meliputi manusia, hewan dan tumbuhan, serta benda-benda lain melalui pengamatan yang diperoleh sesuai bentuk dengan panca indera, warna, ukuran, dll. Karyawisata dapat memberikan pengetahuan yang didapat di kelas, memberikan pengalaman tentang realita yang ada dan menambah pemahaman. Karyawisata digunakan sebagai metode pembelajaran AUD untuk meningkatkan minat, kekayaan pengetahuan, memperluas wawasan dan meningkatkan keterampilan hidup sosial.
Berdasarkan tujuan tersebut, karyawisata dapat diarahkan untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan yaitu, aspek kognitif, bahasa, sosial, emosional, fisik-motorik dan seni. Kunjungan Karyawisata dapat diarahkan ke hewan, tumbuhan, pekerjaan, kehidupan manusia, misalnya di kota, desa, pantai, dan pegunungan. karyawisata dilakukan dengan menyusun rencana persiapan, pelaksanaan dan penilaian. Dalam kegitan persiapan karyawisata, Guru harus mempersiapkan beberapa hal, yaitu:
(1) Tetapkan tujuan yang diprioritaskan sesuai dengan tema kegiatan pembelajaran yang dipilih, misalnya tema binatang. (2) Menjalin kontak dan pengenalan daerah sasaran karya wisata, guru harus mengetahui betul sasaran yang akan dituju. (3) Merumuskan program kegiatan melalui karya wisata yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai, kesesuaian karyawisata, waktu yang harus disesuaikan, biaya yang diperlukan, antisipasi kemungkinan bahaya dan cara penanggulangannya. (4) Siapkan bahan dan alat yang dibutuhkan untuk karyawisata seperti kamera, peluit, tali, dan lain-lain. (5) Tetapkan aturan untuk jalan-jalan, seperti kapan harus berkumpul, makan, dll. (6) Permintaan izin dan partisipasi orang tua. (7) Persiapan guru di kelas.
Pelaksanaan kegiatan karyawisata
Guru perlu menyiapkan metode penilaian. Biasanya metode yang digunakan adalah metode observasi. Untuk itu guru perlu menyiapkan instrumen observasi. Instrument yang dimaksud dapat berupa catatan terbuka (running record), daftar cek, atau yang lainnya. Selain itu, juga dapat menggunakan kamera atau video sebagai instrumen observasi.
Field trip (wisata lapangan) hampir sama, bahkan ada yang mengatakan sama dengan karyawisata. Field trip penuh dengan kegiatan belajar yang menyenangkan. Kunjungan lapangan dapat dilakukan di sekitar PAUD, misalnya di halaman, di kebun dengan sekolah dan juga di tempat yang jauh dari sekolah, misalnya peternakan. Kegiatan field trip adalah kegiatan di luar sekolah yang mendukung, memperkuat, menambah, dan memperluas proses belajar mengajar. Kunjungan lapangan dapat memberikan wawasan tentang konsep dan prinsip sains (sains) dan menunjukkan pemahaman lebih lanjut. Kunjungan lapangan dilakukan dengan beberapa tahapan. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu: Persiapan, Menentukan tujuan, Observasi tempat, Persetujuan orang tua
Pengembangan Penilaian
Komponen utama pembelajaran selanjutnya adalah penilaian. Secara sederhana penilaian ini dapat dinyatakan sebagai proses mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan data pencapaian perkembangan selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Informasi ini dikumpulkan melalui metode dan alat tertentu, tergantung pada karakteristik capaian perkembangan yang ingin diketahui.
Dalam konteks pembelajaran, data yang ingin diketahui adalah data yang ada dalam rumusan tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan anak sudah tercapai atau belum. Anak mana yang mencapai tujuan, seberapa besar tujuan itu dicapai, dan anak mana yang belum mencapai tujuan. Data ini diperlukan untuk membantu anak dalam kegiatan belajar selanjutnya. Selain itu, data ini juga digunakan untuk merancang kegiatan pembelajaran lebih lanjut yang dapat membantu anak mencapai cita-citanya secara lebih optimal.
Sumber:
Yus, Anita dan Winda Widya Sari. ”Pembelajaran Di Pendidikan Usia Dini”. Prenada Media. 2020.
Amirudin. ”Metode-Metode Mengajar Perspektif Al-Qur’an Hadist Dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran PAI”. Deepublish. 2023.